SAMBUTAN BUPATI MAGELANG
PADA ACARA
PERAYAAN HARI
BAMBU SEDUNIA
TAHUN 2012
Borobudur, 18 September 2012
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
Salam
sejahtera bagi kita semua.
Yang kami hormati,
§ Kepala Badan Litbang Kementerian Kehutanan RI.
§ Kepala Dinas Kehutanan Prov. Jateng,
§ Kepala BP DAS SOP Yogyakarta
§ Pimpinan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko.
§ Direktur Bambu Nusa Verde,
§ Sdr. Camat Borobudur dan Perangkat desa Ringinputih
§ Hadirin dan tamu undangan yang berbahagia.
|
Mengawali sambutan ini, marilah sejenak kita memanjatkan puji dan syukur ke
hadirat Allah subhanahu wa ta’ala, karena hanya atas limpahan Rahmat, Nikmat, Taufiq dan Hidayah-Nya, pagi ini kita dapat bertemu pada acara Temu Usaha antara
pengrajin bambu dengan para Pengusaha, dalam
keadaan sehat wal afiat dan tanpa
halangan suatu apapun.
Selanjutnya perkenankan pada kesempatan ini, kami menyampaikan selamat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Panitia Penyelenggara yang telah mengalokasikan
kegiatan Perayaan Hari Bambu Sedunia untuk wilayah Jawa Tengah dan Daerah
Istimewa Yogyakarta ini di desa Ringinputih, Kabupaten Magelang. Semoga melalui
kegiatan ini dapat menjadi tonggak sejarah untuk pengembangan Bambu di
Kabupaten Magelang.
Kabupaten Magelang di Provinsi Jawa Tengah
merupakan kabupaten yang dikelilingi oleh 5 gunung yang kemudian dikenal dengan
kawasan Lima Gunung atau Kawasan Mandala Borobudur, yaitu gunung Merapi, gunung
Merbabu, gunung Telomoyo, gunung Sumbing, dan gunung Menoreh. Sungai Progo (DAS
Progo) membelah wilayah kabupaten ini dari utara ke selatan dengan anak sungai
(mikro DAS) yang bersumber dari lima gunung tersebut.
Diantara gunung-gunung tersebut terdapat satu
gunung yang paling aktif di dunia yaitu gunung Merapi. Seperti kita ketahui
bahwa kurang lebih dua tahun lalu dampak erupsi gunung Merapi telah
mengakibatkan kerusakan hutan dan pepohonan dengan radius yang cukup luas.
Setelah erupsi mereda, ternyata material vulkanik yang tertimbun di lereng gunung
Merapi sebelah barat terbawa arus sungai dan turun menjadi lahar dingin dan menghancurkan
infrastruktur yang cukup parah.
Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan
langkah-langkah strategis dan berkesinambungan agar erupsi dan lahar dingin
yang bersumber dari gunug Merapi di kemudian hari, tidak menjadi bencana,
tetapi menjadi berkah bagi masyarakat di Kabupaten Magelang.
Bambu bukanlah tanaman baru bagi masyarakat di
Kabupaten Magelang. Hampir disemua plosok wilayah ini dapat kita temukan rumpun
bambu karena secara agroklimat bambu memiliki daya adaptasi yang sangat lebar. Di
lereng gunung Merapi sebelah barat, bambu menjadi alat mitigasi bencana karena
batang bambu akan memberikan suara yang keras dan spesifik jika terjadi
luncuran awan panas. Disisi lain jika terjadi banjir lahar dingin, tanaman
bambu akan mampu menahan laju derasnya material vulkanik. Bambu juga merupakan
jenis tanaman yang tumbuh pertama kali dan mengisi ruang hijau di bantaran
sungai.
Oleh karena itu reboisasi dengan tanaman bambu di
bantaran sungai yang berhulu di Gunung Merapi merupakan kebutuhan yang sangat
mendesak dan tidak dapat ditunda-tunda lagi. Disisi lain bambu dapat memberikan
sumbangsih yang sangat besar bagi perkembangan ekonomi rakyat terutama para
petani. Contohnya bambu Petung, sekarang hargnya mencapai Rp. 30.000,- per
batang. Satu hekar lahan kritis dapat ditanami 312 – 400 rumpun yang hasilnya
dapat mencapai 4.500 batang per hektar per tahun. Hasil sampingan berupa rebung
bambu dapat mencapai 1 – 2 ton per hektar. Batang bambu petung sendiri dapat
digunakan untuk kepentingan konstruksi rumah dan berbagai keperluan lainnya.
Dari segi lingkungan, bambu dapat memberikan
sumbangsih yang sangat bersar bagi lingkungan. Penggunaan bambu untuk
menggantikan kayu dapat mencegah terjadinya penebangan hutan yang menjadi
paru-paru dunia. Hutan di Indonesia telah banyak yang kritis, dan dibutuhkan
waktu yang sangat lama untuk mengembalikan hutan tersebut. Hutan bambu dapat
dijadikan sebagai alternatif pilihan karena pemulihannya yang lebih sederhana
dan cepat. Menurut Prof Elizabeth Wijaya Bandung, Bambu merupakan penghasil
oksigen yang paling baik dibandingkan tanaman lain (kemampuan fotosintesisnya
35% lebih cepat), daya serap karbon yang cukup tinggi, memiliki karakter
memperbaiki struktur tanah pada lahan-lahan kritis, serta akarnya mampu
mencegah erosi. Selain itu bambu juga mampu menyerap air hingga 90%, daun bambu
yang dihasilkan menjadi bahan organik yang sangat baik bagi tanaman.
Di negeri Cina, yang terkenal dengan sebutan negeri
tirai bambu, dan India serta berbagai Negara di Afrika bagian selatan dan
Amerika Selatan, penanaman bambu dan pemanfaatannya menjadi alat bagi
pemerintah untuk menurunkan tingkat kemiskinan masyarakat, menghutankan kembali
daerah-daerah yang telah rusak, dan meminimalkan dampak perubahan iklim global.
Di negara-negara maju telah menggunakan bambu sebagai bahan baku ramah
lingkungan pengganti kayu, pengganti bahan bakar fosil, penjernih air dan
udara, serta bahan baku industri hijau seperti kertas, tekstil, papan lapis,
flooring, meubelair, dan pembangkit tenaga listrik.
Perayaan hari bambu sedunia yang diselenggarakan di
tempat ini, saya kira merupakan momentum yang sangat bagus untuk menggerakkan
masyarakat agar menanam bambu. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya
berharap agar SKPD terkait di lingkungan Pemerintah Kabupaten Magelang dapat
mengarahkan kegiatannya pada penanaman bambu terutama di bantaran sungai yang
berhulu di Gunung Merapi.
Hadirin Yang Berbahagia,
Kiranya
demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala senantiasa memberikan ridho,
bimbingan dan perlindungan kepada kita semua dalam melaksanakan pengabdian kepada masyarakat,
bangsa dan negara. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
BUPATI MAGELANG
ttd
SINGGIH SANYOTO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar